SULBAR MADDARRAS DAN CAHAYA LITERASI DI BARAT SULAWESI
www.penerbitmagama.com
Di sisi barat Pulau Sulawesi, Sulbar sedang bergeliat. Lewat tangan dingin sang Gubernur Suhardi Duka, sedang memupuk harapan.
Sulbar, Provinsi kelima Paling bungsu di Indonesia nampaknya menyadari literasi adalah pintu gerbang masa depan menuju kemajuan.
Di awal pemerintahannya Sang Gubernur langsung tancap gas menggerakkan geliat literasi di bumi bersemboyang Mellete Diatonganan (Meniti di atas kebenaran) ini. Peran pemerintah dan komunitas lokal bersinergi menciptakan suasana yang kondusif untuk meningkatkan minat baca dan budaya literasi di tengah masyarakat Sulbar.
Inisiatif Pemerintah: Langkah Strategis Menuju Kemajuan
Pemerintah Provinsi Sulbar menunjukkan dedikasi tinggi dalam menggelorakan budaya literasi melalui berbagai kebijakan dan program strategis. Salah satunya adalah kebijakan mewajibkan siswa SMA/SMK membaca minimal 20 judul buku sebagai syarat kelulusan. Langkah ini tidak hanya meningkatkan minat baca generasi muda, tetapi juga menanamkan kebiasaan membaca sejak dini agar mereka mampu bersaing di era informasi.
Selain itu, gerakan "Sulbar Mandarras" (Membaca, Menulis, dan Berkarya) menjadi agenda penting yang memperkuat fondasi budaya literasi sebagai pilar pembangunan daerah. Festival Literasi Sulbar yang rutin digelar setiap tahun turut meramaikan suasana dengan berbagai lomba dan kegiatan seperti bertutur, menulis cerpen, membuat komik, dan membaca puisi. Kegiatan ini tidak hanya memupuk minat baca, tetapi juga mengembangkan kreativitas dan kemampuan berkomunikasi masyarakat.
Inovasi lain yang patut diapresiasi adalah perpustakaan terapung yang digagas untuk menjangkau daerah terpencil. Kerjasama antara Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Sulbar dengan Ditpolairud Polda Sulbar memungkinkan buku-buku dapat diakses oleh masyarakat di pulau-pulau kecil dan daerah terisolasi, membuka peluang yang lebih luas untuk pemerataan akses literasi di seluruh wilayah Sulbar.
Selain itu, pemerintah berupaya memperkuat akses digital untuk bahan bacaan melalui peningkatan fasilitas perpustakaan dan platform digital. Upaya ini sangat penting di tengah tantangan akses yang masih terbatas di daerah 3T, sehingga semua masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.
Peran Komunitas Lokal: Gerakan dari Bawah yang Menginspirasi
Tak hanya pemerintah, komunitas lokal di Sulbar turut berperan aktif dalam mengembangkan budaya literasi. Inisiator seperti Ridwan Alimuddin memanfaatkan perahu sebagai media untuk mengantarkan buku ke pulau-pulau terpencil. Gerakan Perahu Pustaka ini menjadi simbol semangat inklusivitas dan kepedulian terhadap pendidikan yang merata.
Selain itu, keberadaan Taman Baca Masyarakat (TBM) yang didirikan di berbagai daerah menjadi pusat kegiatan literasi yang tidak hanya fokus membaca, tetapi juga mengadakan diskusi, seminar, dan bedah buku. Kegiatan ini mengembangkan pola pikir kritis dan keterampilan mengolah informasi, sekaligus mempererat solidaritas masyarakat di tingkat lokal.
Tantangan dan Harapan Menuju Sulbar yang Lebih Cerdas
Meskipun geliat literasi di Sulbar menunjukkan perkembangan positif, tantangan tetap ada. Tingkat melek huruf sebesar 97,87% pada tahun 2024 menunjukkan kemajuan, namun kualitas pendidikan dan pemerataan akses masih menjadi kendala utama. Banyak masyarakat di daerah 3T yang sulit mengakses fasilitas pendidikan dan literasi secara memadai.
Oleh karena itu, keberlanjutan dan penguatan gerakan literasi harus terus dilakukan. Sinergi antara pemerintah dan komunitas merupakan kunci utama agar Sulbar mampu menjadi wilayah yang tidak hanya cerdasp secara statistik, tetapi juga mampu bersaing secara kualitas dan inovasi.
Heliat literasi di Sulawesi Barat adalah contoh nyata bagaimana inisiatif sistematis dan gerakan dari akar rumput dapat bersinergi membangun masyarakat yang lebih baik. Dengan dukungan kebijakan pemerintah yang progresif dan semangat komunitas yang peduli, Sulbar memiliki potensi besar untuk menjadi daerah yang cerdas, berdaya saing, dan sejahtera. Semoga semangatnya menular ke daerah lainnya.
✍️Chaerudin A. Ewa
Praktisi Perbukuan dan Pegiat Literasi Digital

Posting Komentar
0 Komentar