JANGAN REMEHKAN PENULIS DI DAERAH !!
www.penerbitmagama.com
Masyarakat di daerah kadang diidentikkan dengan keterbatasan, mungkin SDM ataupun akses ke berbagai kebutuhan yang dengan mudah dapat diperoleh di tingkat nasional dan kota-kota besar, namun tepatkah?
Penulis ingin melihat dari sudut pandang sebaliknya, masyarakat di daerah seringkali memiliki kekayaan yang tidak dimiliki secara umum: budaya, cerita, dan pengalaman yang unik dan belum banyak tersentuh oleh dunia luar. Oleh karena itu, dalam konteks perbukuan memperkuat kapasitas penulis di daerah bukan hanya akan meningkatkan keberagaman karya sastra, dan potensi literasi lainnya tetapi juga dapat menjadi motor penggerak pembangunan budaya dan ekonomi lokal.
Masyarakat daerah memiliki kekayaan budaya yang melimpah, mulai dari tradisi, cerita rakyat, adat istiadat, hingga kearifan lokal. Penulis dari daerah mampu mengangkat dan menyebarluaskan kekayaan tersebut ke tingkat nasional bahkan internasional melalui karya tulis mereka. Misalnya, novel, puisi, atau artikel yang mengangkat kisah dan budaya lokal akan memperkenalkan identitas daerah secara lebih luas, sekaligus menjaga kelestarian budaya tersebut agar tidak punah ditelan zaman.
Pada saat yang sama memperkuat potensi penulis di daerah dapat meningkatkan ekonomi kreatif lokal. Karya-karya mereka dapat dipasarkan secara digital, menerbitkan buku lokal, atau bahkan menghasilkan konten yang menarik perhatian khalayak. Dengan demikian, penulis daerah tidak hanya menjadi pelestari budaya, tetapi juga mampu menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar.
Namun, tantangan yang dihadapi adalah masih sangat minimnya akses terhadap pembinaan dari pemerintah daerah. Berbagai program instansi yang bertanggung jawab di bidang ini, seperti Dinas Pendidikan, Perpustakaan daerah, Balai Bahasa bahkan kampus yang seharusnya menjadi laboratorium ideal bagi berkembangnya potensi penulisan di daerah acapkali hanya terlihat ideal dalam program di atas kertas. Namun dalam konteks dan wujudnya masih terkesan hanya mengejar formalitas dan para penulis serta penerbit dibiarkan berjalan dengan inisiatif dan sumber dayanya sendiri.
Padahal Pemerintah Daerah (Pemda) memiliki tanggung jawab utama dalam pengembangan literasi di daerahnya, yang diemban melalui kebijakan daerah, penyediaan infrastruktur, dan pelaksanaan program kolaboratif. Hal ini didasari oleh prinsip otonomi daerah dan amanat undang-undang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam praktiknya hal tersebut harus dijalan berdasarkan asas keadilan, pemerataan dan berorientasi pemberdayaan.
Pemerintah daerah harus dapat memahami kejiwaan dan visi literasi di daerah dan mengaplikasikan dalam berbagai bentuk program yang benar-benar tepat sasaran.
Jangan sampai berbagai program yang dijalankan tak ubahnya sekadar rutinitas tahunan yang hanya bersifat menggugurkan tanggung jawab formal melalui laporan pertanggungjawaban.
Sangat besar potensi yang dimiliki para penulis di daerah, untuk didorong dan dibina dalam mengangkat potensi daerah dan mendukung pembinaan sumber daya manusia. menyediakan pelatihan Program literasi dan pengembangan kapasitas penulis daerah bahkan perlu menjadi prioritas agar potensi ini dapat berkembang optimal.
Selain itu, kolaborasi antar daerah dan pusat juga penting untuk mempromosikan karya penulis daerah ke tingkat yang lebih luas. Kompetisi menulis, festival sastra, dan penerbitan bersama dapat menjadi sarana memperkenalkan karya mereka kepada khalayak yang lebih luas, sekaligus memotivasi para penulis muda untuk terus berkarya.
Pada akhirnya, potensi penulis di daerah adalah aset berharga yang harus didukung dan dikembangkan. Dengan adanya dukungan yang tepat, penulis daerah tidak hanya akan berkontribusi dalam pelestarian budaya lokal, tetapi juga mampu meningkatkan ekonomi dan memperkuat identitas bangsa. Mari bersama-sama membuka ruang dan memberikan perhatian lebih kepada mereka yang memiliki potensi besar ini agar karya-karya mereka dapat menginspirasi dan memperkaya khazanah budaya Indonesia.
Chaerudin A. Ewa
Praktisi Perbukuan dan Pegiat Literasi Digital


Posting Komentar
0 Komentar